Hubungan Putus-Sambung Fatih Terim dan Galatasaray

Pelatih legendaris Turki dan Galatasaray, Fatih Terim kembali berpisah dengan klubnya di awal tahun 2022, yang merupakan perpisahan keempat dengan klub terkenal asal Istanbul tersebut. Pelatih yang juga dijuluki ‘The Emperor’s ini digantikan oleh eks asisten Pep Guardiola di Manchester City, Dominic Torrent. 

Bicara mengenai sepakbola Turki, terutama untuk sosok pelatih, tak bisa dilepaskan dari sosok yang masih terlihat bugar di usianya yang telah menginjak 68 tahun. Ya, Fatih Terim adalah bagian dari sejarah sepakbola Turki dan klub berjulukan Cim Bom Galatasaray. Bahkan Fatih Terim dan Galatasaray seakan tak terpisahkan. Mereka telah empat kali bekerja sama dalam rentang waktu 26 tahun dengan sejumlah gelar domestik dan regional. Hal ini melebihi pengabdiannya dengan timnas Turki yang hanya pernah ia ditangani sebanyak tiga kali. 

JAGO TEBAK SKOR? MAIN DI Fun88

Hubungan ‘Spesial’ dengan Galatasaray 

Karir kepelatihan sepakbola Terim memang tidak dimulai di klub top liga Turki ini meski pernah bermain di klub yang dahulu bermarkas di stadion Ali Sami Yen selama lebih dari 11 tahun mulai 1974 hingga 1985 namun tanpa pernah meraih gelar liga. Setelah tanpa sukses di Ankaragucu dan Gotzepe, Terim direkrut sebagai asisten pelatih timnas Turki dan pelatih tim U21. 

Jalan Terim sebagai pelatih sukses dimulai justru usai menangani Turki yang gagal total di EURO 1996. Disinilah hubungan ‘spesial’ dengan Galatasaray dimulai. Terim bukan hanya sukses membawa mereka juara liga empat musim berturut-turut hingga tahun 2000, namun juga berhasil merengkuh gelar Piala UEFA (Liga Eropa versi lama) di tahun 2000 usai mengalahkan skuad terbaik Arsenal dibawah asuhan Arsene Wenger lewat adu penalti. Itu adalah gelar kontinental pertama bagi klub asal Turki. 

Setelah sempat menangani Fiorentina dan AC Milan dalam rentang waktu 2000-2001, Cim Bom masih belum bisa melupakan Terim. Maka tak lama setelah ia dipecat dari Rossonerri, tawaran kembali ke Istanbul disambutnya dengan cepat. Sayangnya, di periode keduanya di tahun 2002-2004, ia gagal memberi gelar satupun bagi timnya dan memutuskan mundur dari posisinya. 

Meski begitu, Galatasaray tak pernah melupakan jasanya. Klub elit tersebut mengontrak kembali Terim di tahun 2011 dan 2017 untuk menangani kembali Cim Bom. Kali ini, Terim membayar tuntas lagi kepercayaan tim dengan meraih dua gelar liga domestik plus lolos ke perempat final Liga Champions di musim kompetisi 2012/13 sebelum dibekuk Real Madrid di periode ketiga. Sedangkan di periode keempat, ia kembali memenangkan dua gelar Super Lig Turki di 2018 dan 2019 plus melaju ke babak 16 besar di Liga Europa musim ini. Sayangnya, timnya mengalami penurunan performa di liga dengan hanya berada di luar sepuluh besar klasemen sementara. Kebersamaan Fatih Terim dan Galatasaray pun harus diakhiri. Pasang taruhan untuk laga-laga di kompetisi Europa di link alternatif Fun88.

Bapak Pembangunan Sepakbola Turki 

Kesuksesan Terim di Galatasaray sebenarnya diawali dengan kontribusinya bersama timnas Turki saat ditunjuk sebagai pelatih kepala di tahun 1993 setelah menjadi asisten Sepp Piontek, arsitek timnas Denmark saat menjadi semifinalis Piala Eropa 1984 dan lolos ke perdelapan final di Piala Dunia 1986. 

Dalam tiga tahun, Terim memimpin Hakan Sukur dan kolega lolos ke Piala Eropa untuk pertama kalinya dalam sejarah sepakbola Turki di Inggris 1996. Meskipun timnya gagal meraih satu poin pun, Terim lah yang meletakkan fondasi kesuksesan Turki yang berujung pada keberhasilan mereka lolos ke semifinal Piala Dunia 2002, prestasi tertinggi bagi negaranya, meski saat itu ia bukanlah arsitek timnya. 

Uniknya, hubungan Terim dan timnas Turki juga tak jauh berbeda dengan Galatasaray. Ia kembali dikontrak federasi sepakbola Turki sebagai pelatih kepala dua kali dalam dua periode yang berbeda, 2006-2009 dan 2013-2016. Sayangnya, Terim tak pernah beruntung di Piala Dunia. Pada playoff edisi 2006, Turki kalah dari Swiss lewat aturan gol tandang. Sedangkan di edisi 2014, mereka malah gagal lolos dari babak kualifikasi. 

Lain halnya di Piala Eropa, Terim sukses membawa Turki lolos ke semifinal pada edisi 2008. Saying, di Prancis 2016, kiprah anak asuhannya berakhir di babak penyisihan grup.